Pengantar    |    Siaran Pers



Drs. Pustanto,M.M.

Koordinator Museum dan Galeri

Kata Pengantar

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam sejahtera bagi kita semua, Om Swastiastu, Rahayu,

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, memberikan kesempatan bagi kita untuk merayakan seni, edukasi keberlanjutan lingkungan, dan bakat luar biasa para pelajar Indonesia yang tersaji dalam Pameran "Menyongsong Hari Esok: Refleksi Krisis Iklim Melalui Karya Seni Lukis" yang berlangsung di Ruang Publik Museum Basoeki Abdullah.

Pameran ini tidak hanya mencerminkan dedikasi dan semangat berkesenian pelajar, tetapi juga menawarkan pandangan reflektif para pelajar yang mendalam tentang krisis iklim yang sedang menjadi ancaman global. Salah satu pengembangan layanan Museum dan Cagar Budaya adalah berfokus pada edukasi dan ruang diskusi solutif terkait isu lingkungan hidup.

Dalam era dimana tantangan lingkungan semakin mendesak, penggunaan bahan pewarna alami dalam proses pembuatan karya seni oleh para pelajar adalah langkah yang bijaksana. Itu adalah simbol nyata dari bagaimana seni tidak hanya sebagai ekspresi kreatif, tetapi juga sebagai alat untuk mengedukasi, menginspirasi, dan membimbing kita ke arah keberlanjutan yang lebih baik.

Penggunaan bahan pewarna alami dalam seni seharusnya bukanlah hal yang baru dalam budaya dan sejarah Bangsa Indonesia, para leluhur kita telah menciptakan banyak teknik pewarnaan dan mengetahui banyak sekali bahan pewarna alami untuk pewarna tekstil dan kerajianan sebagai bagian dari kearifan lokal. Penggunaan bahan pewarna sintetis dalam karya dan ruang hidup manusia yang marak saat ini terbukti tidak sesuai dengan prinsip keberlanjutan dan bahkan menghasilkan emisi sisa yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan hidup. Oleh karena itu penggunaan bahan alami untuk kegiatan berkesenian pelajar Indonesia yang dilakukan Museum Basoeki Abdullah tahun ini menggambarkan penghargaan kita terhadap alam semesta dan menginsiprasi bagaimana kita harus menjaga keanekaragaman hayati serta melindungi planet kita.

Melalui karya-karya seni yang penuh warna ini, kita mendapat pelajaran penting tentang betapa pentingnya menjaga ekosistem yang beragam, dan bagaimana setiap tindakan kita memiliki dampak dalam mengatasi krisis iklim. Karya-karya ini membangun kesadaran, mendorong pertanyaan, dan menginspirasi tindakan positif dalam perjalanan kita untuk “Menyongsong Hari Esok” yang lebih terang.

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada 2356 pelajar dari berbagai daerah Indonesia yang telah berpartisipasi dengan semangat besar. Saya juga mengundang masyarakat, seniman, pendidik, pelajar, dan keluarga untuk datang dan terlibat dalam keajaiban seni dan alam yang disajikan dalam pameran ini. Marilah kita bersama-sama merenung, merayakan, dan bergerak maju dengan tekad untuk menciptakan perubahan positif demi masa depan yang lebih cerah dan lestari bagi Bumi kita. Terima kasih.





[SIARAN PERS] Peringati Hari Ulang Tahun ke-22, Museum Basoeki Abdullah Ajak 2.356 Anak Bangsa Hasilkan Refleksi Krisis Iklim Melalui Karya Seni

Jakarta, 13 Oktober 2023 - Dalam rangka memperingati hari ulang tahunnya yang ke-22, Museum Basoeki Abdullah (Musbadul) telah mengundang seluruh anak bangsa untuk berpartisipasi dalam kegiatan lomba karya seni lukis yang mengangkat tema “Menyongsong Hari Esok”. Pelaksanaan lomba telah dilakukan pada tanggal 11 Agustus - 20 September 2023 dan melalui proses penjurian yang panjang, 45 karya seni terpilih dari anak bangsa akan dipamerkan di Musbadul pada tanggal 13 Oktober - 30 November 2023.

Mengenang sosok Basoeki Abdullah tentu tidak terlepas dari karyanya yang berpijak pada aliran Naturalisme. Salah satu karya beliau yang dikenal dengan judul “Menyongsong Hari Esok”, mencerminkan kegelisahan dan asa anak serta remaja akan masa depan bumi. Perubahan iklim dan pemanasan global menjadi salah satu isu lingkungan yang menjadi prioritas seluruh penduduk di bumi. Keadaan bumi yang semakin panas, berkurangnya persediaan makanan, penyebaran berbagai penyakit, bencana banjir dan kebakaran di berbagai belahan bumi hanyalah sebagian dari kondisi alam yang harus dialami saat ini.

Gie Sanjaya, Kurator dan Dewan Juri Lomba Karya Seni “Menyongsong Hari Esok” mengatakan, “Kami mengajak anak dan remaja sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, untuk menggali ide dan proses kekreativitasan mereka untuk menyuarakan pandangan mereka terhadap isu krisis iklim yang saat ini menjadi prioritas untuk kita semua. Melalui hasil karya seni lukis tersebut, kita tidak hanya dapat mencerminkan tantangan, tetapi juga reaksi dan tindakan yang kita lakukan, demi masa depan yang lebih berkelanjutan.”

Kegiatan lomba karya seni juga memiliki misi untuk menanamkan beragam pengetahuan mengenai seni dan budaya tradisional di Indonesia. Berangkat dari misi tersebut, para anak dan remaja ditantang untuk melukis dengan menggunakan bahan pewarnaan alami. Hal ini bertujuan untuk mengingat dan menggali pengetahuan tradisional akan ragam pewarnaan alami, menyadari pentingnya bergotong royong, berbagai tugas, saling berbagi pengetahuan, berkarya bersama, mengelola mental, emosional, berinovasi ragam produk estetika yang ramah lingkungan, kolaboratif antara guru, pelajar, keluarga dan komunitas.

Suroso sebagai salah satu Dewan Juri perwakilan dari komunitas Perkumpulan Warna Alam Indonesia (WARLAMI) mengatakan, “Yang sangat mengejutkan adalah hasil eksplorasi dari para anak-anak dan remaja dalam menggunakan bahan pewarnaan alami. Warna-warna yang dihasilkan melalui medium yang mereka pilih dan gunakan, akhirnya menghasilkan karya seni dengan warna yang sangat natural, indah dan beragam”.

Lomba lukis tingkat Nasional tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya karena seluruh tingkatan ikut berpartisipasi dalam waktu yang bersamaan. Dengan total tiga tingkatan, masing-masing memiliki sub-tema yang berbeda seperti, SD/MI/Sederajat "Menyelamatkan Bumi: Tindakan Kecil, Perubahan Besar", tingkat SMP/MTs/Sederajat "Memelihara Alam, Menyelamatkan Planet Kita", dan tingkat SMA/SMK/MA/Sederajat "Menyelamatkan Bumi, Menjaga Alam Semesta".

Rangkaian program lomba karya seni ini telah dilaksanakan sejak bulan Agustus 2023. Rangkaian kegiatan dimulai dari kegiatan sosialisasi kegiatan, lokakarya secara daring dan luring di Musbadul dan sekolah-sekolah, kegiatan bercocok tanam dan memilah sampah bersama dengan warga di lingkungan Musbadul. Kegiatan ini diikuti oleh 1.112 sekolah dari 170 Kota/Kabupaten di seluruh Indonesia.

“Ketika saya melihat karya anak-anak, baik secara langsung maupun melalui video, justru saya yang banyak belajar dari mereka. Banyak ide, gagasan, dan hasil eksplorasi anak-anak yang menjadi temuan menarik bagi saya. Tidak hanya hasil akhirnya saja, tapi proses kreatif dibalik hasil tersebut. Konsep dari program ini yang saya rasa perlu terus dilanjutkan, untuk terus mengasah daya imajinasi dan eksplorasi seni anak-anak Indonesia”, ungkap Tisna Sanjaya, seorang seniman yang juga merupakan salah satu anggota Dewan Juri.

Selama pameran karya seni berlangsung, Musbadul juga akan melaksanakan berbagai program yang terbuka untuk umum seperti kegiatan diskusi dan berbagi pengalaman dengan para pemenang lomba, serta kegiatan edukasi dan diskusi bersama Guru Seni Budaya.

***


Mengenai Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya

Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (MCB) merupakan lembaga di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang saat ini bertanggung jawab atas pengelolaan 18 museum dan galeri serta 34 situs cagar budaya nasional di Indonesia. Diresmikan pada tahun 2022, MCB berambisi menjadi institusi yang bersifat kolaboratif dan mendorong daya cipta, perubahan sosial, serta pembangunan masyarakat yang berbudaya. MCB mengedepankan peningkatan pelayanan yang berbasis perlindungan sebagai prioritas utama. Dengan merangkul kreativitas dan mengusung semangat kolaborasi yang inklusif, MCB bersama masyarakat dapat mendapat pemahaman dan memberikan apresiasi yang menyeluruh terhadap warisan budaya Indonesia.

Tentang Museum Basoeki Abdullah

Museum Basoeki Abdullah berisi lukisan dan koleksi pribadi Basoeki Abdullah, diantaranya lukisan asli, lukisan repro, patung, topeng, wayang kulit, wayang golek, pakaian, senjata, hiasan, peralatan dapur, mebelair, peraga, musik, foto, buku, dan ruang memorial. Selain digunakan untuk pameran, museum ini juga digunakan untuk menggelar seminar, penelitian, lokakarya serta menerbitkan bermacam bentuk publikasi berupa katalog, biografi, kumpulan artikel dan hasil penelitian.

Kini pengelolaan Museum Basoeki Abdullah bernaung di bawah Museum dan Cagar Budaya (MCB) merupakan lembaga di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang saat ini bertanggung jawab atas pengelolaan 18 museum dan galeri serta 34 situs cagar budaya nasional di Indonesia. Diresmikan pada tahun 2022, MCB berambisi menjadi institusi yang bersifat kolaboratif dan mendorong daya cipta, perubahan sosial, serta pembangunan masyarakat yang berbudaya. MCB mengedepankan pelestarian, pelayanan publik, dan pemanfaatan yang berbasis perlindungan sebagai prioritas utama. Dengan merangkul kreativitas dan mengusung semangat kolaborasi yang inklusif, MCB bersama masyarakat dapat mendapat pemahaman dan memberikan apresiasi yang menyeluruh terhadap warisan budaya Indonesia.